Mengunjungi Museum Pustaka Lontar: Melihat dan Belajar Menulis Lontar

Yayasan Temanmu Peduli Bangsa

Pada hari Jumat, 12 April 2024, tim dari Yayasan Temanmu Peduli Bangsa berkesempatan mengunjungi Museum Pustaka Lontar, sebuah tempat yang menyimpan warisan budaya Bali yang kaya dan penuh makna. 

Kunjungan ini bukan hanya sekadar wisata edukasi, melainkan bagian dari upaya memperdalam Kesadaran Spiritual dan Lingkungan. Dalam kunjungan ini, kami diajak untuk memahami dan menghargai warisan leluhur Bali yang terekam dalam lontar—manuskrip kuno yang kaya akan ajaran agama, moral, dan sosial. Selain itu, kami berkesempatan untuk belajar langsung cara menulis di atas daun lontar, sebuah kegiatan yang langka dan mengesankan. 

Kesempatan ini menjadi momen istimewa bagi kami untuk mendalami tradisi Bali yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Melalui pengalaman langsung menulis lontar, kami bisa merasakan betapa pentingnya menjaga kelestarian nilai-nilai spiritual ini, sehingga tradisi luhur dapat tetap hidup dan memberi inspirasi bagi generasi muda.

Lontar: Warisan Budaya Bali yang Unik

Proses menulis lontar ternyata membutuhkan teknik dan kesabaran khusus. Penulisan lontar dilakukan dengan alat yang disebut pangrupak, yaitu pisau kecil yang dipakai untuk menggores permukaan daun lontar. Proses menulis ini berbeda dengan menulis di atas kertas karena membutuhkan ketelitian dalam setiap goresan.

Langkah pertama dalam menulis lontar adalah menyiapkan daun lontar yang akan digunakan dan membuat garis dengan alat yang disebut panyipatan. Setelah itu, pisau pangrupak digunakan untuk mengukir aksara Bali atau teks yang diinginkan. Setiap goresan harus dilakukan dengan hati-hati, karena lontar tidak bisa dihapus jika terjadi kesalahan. Setelah selesai, daun lontar akan diolesi dengan tinta hitam yang terbuat dari kemiri yang sudah dibakar.

Mencoba menulis lontar sendiri menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi tim TEMANMU. Proses ini tidak hanya mengajarkan ketelitian, tetapi juga rasa hormat terhadap teks yang ditulis. Kami merasakan bagaimana menulis lontar tidak hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga melibatkan konsentrasi dan penghormatan terhadap leluhur yang menciptakan tradisi ini.

Museum Pustaka Lontar juga memberikan penjelasan mengenai pentingnya lontar sebagai warisan budaya dan spiritual. Selain itu, menurut artikel yang dimuat di situs web Pemerintah Desa Sedang, lontar adalah bagian dari ajaran Hindu Dharma, khususnya dalam kelompok Weda Smerti yang abadi dan akan tetap ada selama kehidupan ini masih berlangsung. 

Berkunjung ke Museum Pustaka Lontar mengingatkan kami akan pentingnya untuk mendukung pelestarian budaya lokal seperti lontar. Yayasan Temanmu Peduli Bangsa juga aktif dalam upaya seperti ini, memberikan bantuan dan dukungan kepada berbagai kegiatan pelestarian budaya di Bali.

Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam menjaga warisan budaya agar bisa dinikmati oleh generasi mendatang!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *